Senin, 11 September 2017

DISTILASI NORMAL

DISTILASI NORMAL



DISTILASI NORMAL
            Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani ekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spiritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dari Zosimus dari Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Bentuk distilasi modern pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia islam pada masa kekhalifahan Abbasiyah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alcohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman still head dapat terwujud.
            Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat didihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
            Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada “Hukum Roult” dan “Hukum Dalton”.
            Salah satu penerapan terpenting dari emtode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.
(Wikipedia Indonesia)
            Distilasi adalah metode pemisahan dan metode pemurnian yang paling penting untuk substan cair. Pada cara distilasi yang sederhana, dengan pemanasan suatu cairan akan mendidih. Uap yang terbentuk akan terkondensasi didalam pendingin sebagai distilat. Dalam hal ini hanya satu fase yang bergerak ke satu arah, oleh karenanya disebut juga distilasi yang bergerak ke satu arah (distilasi arus searah).
            Hubungan suhu didih dengan tekanan dalam distilasi adalah dengan kenaikan suhu suatu cairan maka tekanan uapnya juga akan naik. Bila tekanan uap suatu cairan telah sama dengan tekanan udara, maka cairan akan mendidih.
(Metode Pemisahan, hal:10)
            Kolom distilasi adalah sarana melaksanakan operasi pemisahan komponen-komponen dari campuran fasa cair, khususnya yang mempunyai perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyebabkan fasa uap yang ada dalam kesetimbangan dengan fasa cairnya mempunyai komposisi yang perbedaannya cukup signifikan.
            Fase uap mengandung lebih banyak komponen yang memiliki tekanan uap rendah sedangkan fasa cair lebih banyak mengandung komponen yang memiliki tekanan uap tinggi. Kolom distilasi dapat berfungsi sebagai sarana pemisahan karena system perangkat sebuah kolom distilasi memiliki bagian-bagian proses yang memiliki fungsi-fungi:
  • Menguapkan campuran fasa cair (pada labu dan alat pemanas)
  • Mempertemukan fasa cair dan fasa uap yang berbeda komposisinya
  • Mengkondensasikan fasa uap (terjadi di kondensor)
Suatu cairan dapat diuapkan dengan berbagai cara yang paling mudah memang mendidihkannya sampai semua menguap dan komposisi akhirnya akan sama dengan cairan asalnya. Cairan yang dihasilkan akan lebih kaya akan komponen 1 dibandingkan larutan asalnya.
(Prinsip-prinsip Kimia Modern hal 176-177)
            Konsep pemisahan secara distilasi tersebut dan konsep konstruksi heat exchanger serta konstruksi system pengontak fasa uap air disintesakan, menghasilkan system pemrosesandistilasi yang tersusun menjadi integrasi bagian-bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda.
            Batas pemisahan fase tercapainya apabila kedua fasa mencapai kesetimbangan dan perpindahan makroskopik terhenti. Pada proses komersial yang dituntut memiliki laju produksi besar, terjadinya kesetimbangan harus dihindari.
            Distilasi pada suatu tehapannya memisahkan dua komponen yang terdapat dalam dua fasa, sehingga derajat kebebaannya adalah 2. Ada 4 variable yaitu tekanan, suhu, dan konsentrasi komponen A pada fase cair dan fase uap. Jika telah ditetapkan temperature hanya ada satu variable saja yang dapat diubah secara bebas sedangkan temperatur dan konsentrasi fasa uap didapatkan sebagai hasil perhitungan sesuai sifat-sifat fiik pada tahap kesetimbangan.
            Distilasi yang dilakukan pada tekanan 1 atmosfer disebut distilasi normal. Pendistilasian dilakukan pada kondisi konstan. Pada distilasi normal hanya bisa dilakukan pada zat cair yang mempunyai titik didih yang cukup besar. Bila titik didih dari campuran berdekatan maka distilat yang diperoleh masih merupakan campuran dari jenis cairan dengan persentase distilat yang titik didihnya lebih rendah atau lebih tinggi. Untuk memisahkannya harus didistilasi lagi. Metode ini yang disebut distilasi bertingkat.
            Metode cairan selalu bergerak dan terbentang jauh dari permukaan sampai ke tingkat uap. Diketetapan temperature, fenomena akan menjauh berlanjut kekontainer di salah satu cairan yang dibatasi oleh penjenuhan dengan uap. Dimana penjenuhan ini adalah menjadi sesuatu dari molekul dalam tekanan uap atau menjadi kembali tekanan cair sehingga mungkin ukuran kerugian dan ukuran kejenuhan akan sama dan kesetimbangan akan tetap. Tekanan dari gas pada kesetimbangan adalah pemaksaan uap air cairan pada salah satu temperature dan tetap untuk cairan bersih.
            Dalam praktek kerap kali penyulingan dihentikan sebelum zat cair menguap. Jadi labu tertinggal sedikit zat cair. Dengan titik didih tinggi, yang yerdapat dalam zat cair yang semula lebih banyak jumlahnya.
            Residu yang cair ini, setelah selesai penyulingan jauh lebih mudah untuk dikeluarkan dari pada residu dalam keadaan padat, karena sesungguhnya, zat cair lebih mudah dikeluarkan dari pada zat padat.
            Dalam praktek, residu ini dapat juga menjadi tujuan dari penyulingan suatu contoh tentang hal ini adalah mengenai pengisatan larutan (umpamanya air dan perah buah dan air gula). Dengan cara yang demikian zat pada terjadi oleh penghabluran (kristalisasi) dan bahan pelarut diperoleh kembali.
            Distilasi adalah salah satu normal teknik berdasarkan titik didih (perbedaan), didefinisikan sebagai suhu pasa saat tekanan cairan sama dengan tekanan luar (atm) atau suhu dimana cairan mendidih pada tekanan normal (760 mmHg). Pada praktek titik didih dinyatakan sebagai suhu pada saat cairan seluruhnya (95%) atau sebagai suhu pada saat cairan tersuling pada tekanan 760 mmHg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar