VALIDASI PROSES PRODUKSI SEDIAAN SOLID
Validasi proses sendiri adalah tindakan pembuktian secara dokumentasi yang menunjukkan bahwa proses produksi yang dioperasikan/dijalankan dalam parameter yang ditetapkan dapat terlaksana secara efektif dan reprodusibel untuk memproduksi produk antara dan Bahan Aktif Obat yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu yang telah ditetapkan sebelumnya, Validasi Proses Produksi sendiri secara Umum di bagi menjadi 3 pendekatan antara lain :
1. Validasi Prospektif
Vallidasi Prospektif adalah validasi dengan pendekatan untuk produk baru. Pendekatan validasi prospektif ini sebaiknya dilakukan sebelum distribusi komersial dari produk. Jumlah bets yang digunakan untuk validasi prosepektif adalah 3 bets berurutan tanpa ada perubahan pada komposisi, tahapan proses produksi, dan mesin yang digunakan
2. Validasi Konkuren
Validasi Konkuren adalah validasi yang dilakukan untuk produk yang telah berjalan proses produksinya dan telah di pasarkan tetapi belum dilakukan validasi prospektif terlebih dahulu. Validasi Konkuren juga dilakukan untuk proses produksi yang telah mengalami perubahan atau modifikasi, misalnya terjadi perubahan komposisi, berubahan mesin yang digunakan pada proses produksi, perubahan ukuran bets dsb. Validasi Konkuren juga dapat diterapkan jika data replikasi produksi yang sudah dibuat tidak tersedia karena jumlah bets yang diproduksi terbatas, misalnya dalam satu tahun hanya terdapat 1 bets produksi.
3. Validasi Retrospektif
Validasi Retrospektif adalah validasi yang dilakukan untuk produk yang proses produksinya sudah tidak berjalan tetapi produk tersebut masih beredar dipasaran, sehingga pengambilan data pada proses produksi secara langsung tidak dapat dilakukan. Jumlah bets yang digunakan untuk validasi retrospektif hendaknya cukup untuk menunjukkan konsistensi proses (misalnya 30 bets secara berurutan).
Gambar 1 Alur proses produksi sediaan solid secara umum |
Pola Pengambilan Sampel dan Pengujian yang dilakukan
Pola pengambilan sampel yang dimaksud disini adalah pada tahapan proses produksi sediaan solid mana yang kita lakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian.
1. Pengambilan sampel Granulasi basah.
Pengambilan sampel Granulasi dilakukan pada proses pencampuran awal zat aktif sebelum dilakukan larutan pengikat. Hal ini dilakukan untuk memudahkan saat pemeriksaan kadar zat aktif di laboratorium. Kendala yang sering terjadi ketika pengambilan sampel granul basah dilakukan langsung setelah penambahan larutan pengikat adalah kesulitan saat dialkukan penimbangan sampel dan kromatogram sampel yang terdapat banyak pengotor. Jika tidak memungkinkan dilakukan pengambilan sampel granulasi basah pada proses pencampuran awal zat aktif, misalkan karena zat aktif dilarutkan pada larutan pengikat maka pengambilan sampel granulasi basah dilakukan pada proses pengayakan kering. Sampel granulasi basah yang diambil minimal 3 x 1 bobot teoritis tablet. Posisi pengambilan sampel jika dimungkinkan dilakukan pada 10 titik seperti pada gambar 2.
Gambar 2. Pola pengambilan sampel sebanyak 10 titik |
Kriteria keberterimaan untuk pengujian kadar pada granul basah adalah sebagai tambahan data saja
2. Pengambilan sampel setelah pengeringan
Pengambilan sampel dilakukan setelah fase granul basah selesai dikeringkan. Untuk mempermudah proses pengujian granul yang sudah selesai dikeringkan diayak kering terlebih dahulu. Setelah selesai dilakukan pengayakan kering, dilakukan pengambilan sampel yang mewakili posisi Atas, Tengah, Bawah. Masing masing titik sampling diambil kurang lebih 5 gram.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kadar air dengan alat moisture balance.
Kriteria keberterimaan adalah kadar air granul kering pada semua titik sampling (atas, tengah, bawah) harus sesuai dengan kriteria keberterimaan pada masing-masing produk
3. Pengambilan sampel lubrikasi
Setelah terbentuk granul kering, proses selanjutnya adalah proses lubrikasi atau penambahan lubrikan. Lubrikan yang biasa ditambahkan dapat berupa aerosil, titanium dioxide dsb. Pengambilan sampel untul lubrikasi dilakukan sama dengan granul basah yaitu sebanyak 10 titik dengan pola seperti pada gambar 2. Bobot sampel yang diambil minimal 3 x dari bobot tablet dari masing-masing titik. Selain pengambilan sampel sebanyak 10 titik, pada tahap lubrikasi juga dilakukan pengambilan sampel dari 3 titik sampling yang mewakilit posisi atas, tengah, bawah. Bobot sampel pada masing-masing titik sampling minimal 100 gram.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kadar untuk 10 titik sampling dengan kriteria keberterimaan kadar sesuai dengan spesifikasi produk ruahan masing-masing produk (spesifikasi kadar tablet atau kaplet masing-masing produk) dengan RSD maksimal 6.
4. Pengambilan sampel ruahan (tablet atau kaplet.
Pengambilan sampel ruahan dilakukan pada tahap pencetakan. Pengambilan sampel diharapkan mewakili tahap awal pencetakan, tengah pencetakan, akhir pencetakan.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian secara fisik dan kimia.
Pengujian secara fisik dapat dilakukan bersamaan dengan In Process Control, dengan prameter yang diuji minimal :
4.1. Pemerian tablet/kaplet
4.2. Panjang tablet/kaplet
4.3. Tebal tablet/kaplet
4.4. Kekerasan tablet/kaplet
4.5. Waktu hancur/disintegrasi tablet/kaplet
4.6. Keseragaman bobot tablet/kaplet
4.7. Friabilitas/kerenyahan tablet/kaplet
Pengujian dilakukan dengan frekuensi periode tertentu, misalnya dilakukan setiap 10 menit sekali untuk mesin cetak tablet/kaplet yang high speed (120.000 tablet/kaplet permenit) atau setiap 30-60 menit sekali untuk mesin cetak tablet/kaplet yang low speed (300 tablet/kaplet per menit).
Kriteria keberterimaan pada pengujian fisik tablet/kaplet adalah sesuai dengan sepesifikasi produk ruahan (tablet/kaplet) yang tertera pada batch record.
Pengujian secara kimia dilakukan di laboratorium dengan pengambilan sampel yang mewakili tahap awal, tengah akhir proses. Jumlah sampel yang diambil adalah 30-50 tablet/kaplet untuk masing-masing tahap. Kriteria keberterimaan sesuai dengan spesifikasi produk ruahan. Pengujian dilakukan seperti :
4.1. Identifikasi zat aktif
4.2. Kadar zat aktif
4.3. Uji Disolusi (jika disyaratkan)
4.4. Uji Keseragaman Kadar (jika disyaratkan)
Mau tanya kalau qc biasa ambil 3 titik, kenapa validasi proses ambil 10 titik dan satu tambahannya random , terkaitnyavapa ya ?
BalasHapus