METODE PEMBUATAN TABLET
|
Metode pembuatan tablet |
Tablet adalah bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Metode Pembuatan Tablet dapat dibagi menjadi 3 antara lain :
1. Granulasi Basah
Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Basah digunakan untuk membuat
tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel,
mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tahan panas, dan tahan
lembab/pembasahan. Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan
metode granulasi basah dapat dilihat pada gambar 1.
|
Gambar 1. Skema pembuatan tablet dengan metode granulasi basah |
Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
1.1. Alat yang digunakan terlalu banyak, karena terdapat banyak tahapan proses
1.2. Ruangan lebih luas untuk menampung alat yang digunakan
1.3. Prosedur lebih komples
1.4. Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan lebih banyak
1.5. Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.
Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
1.1. Metode granulasi basah dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan kompaktibilitas.
1.2. Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat besar dan memiliki karakteristik zat
aktif yang tidak kompaktibel
1.3. Dapat mencegah terjadinya segregasi
1.4. Memperbaiki disolusi zat aktif yang hidrofob
Parameter kritis pada proses granulasi basah :
1.1. Jumlah bahan pengikat
Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan sangat mempengaruhi konsistensi
granul basah yang terbentuk. Jika jumlah bahan pengikat yang ditambahkan
terlalu banyak dapat menyebabkan over wetting (granul terlalu basah).
Granul yang terlalu basah menyebabkan granul susah diayak dan butuh
pengeringan yang lebih lama untuk memperoleh granul kering dengan kadar
air yang diinginkan. Pada tahap pembasahan granulasi basah (zat aktif +
Zat pengisi + Zat pengawet + Larutan pengikat) terjadi proses sesuai
pada gambar 1a.
|
Gambar 1.b. proses yang terjadi pada tahap pembasahan granulasi basah |
Untuk mengetahui jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam proses
granulasi basah antara lain : snow ball consistency, banana breaking
test, soil humidity test.
1.2. Waktu pencampuran
Waktu pencampuran sangat mempengaruhi kesergaman zat aktif yang
terkandung dalam granul basah atau pun pada granul kering. Dengan waktu
pencampuran yang tepat diharapkan terjadi pencampuran yang efektif
antara zat aktif dengan zat tambahan lainnya sehingga terbentuk campuran
yang homogen dan memiliki sifat alir yang baik
1.3. Lama Pengeringan
Waktu perngeringan berhubungan erat dengan kadar air yang terkandung
dalam kadar air. Dengan Kadar air yang tepat maka akan mempermudah pada
proses pengempaan ataupun pencetakan. Jika granul yang dihasilkan
terlalu basah dapat menyebabkan lengketnya granul pada proses
pencetakan. Jika granul yang dihasilkan terlalu kering dapat menyebabkan
capping pada proses pencetakan.
2. Granulasi Kering
Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Kering digunakan untuk membuat
tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel,
mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tidak tahan panas, dan
tidak tahan lembab/pembasahan. Secara umum tahapan proses pembuatan
tablet dengan metode granulasi kering dapat dilihat pada gambar 2.
|
Gambar 2. Skema pembuatan tablet dengan metode granulasi kering |
|
Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering harus menggunakan zat
aktif dan atau zat tambahan yang mempunyai reworking potensial yang
baik. Reworking potensial yang dimaksud disini adalah kemampuan suatau
bahan untuk mempertahankan kualitasnya walaupun mengalami pengempaan
berkali-kali.
3. Kempa Langsung
Pembuatan tablet dengan metode Kempa Langsung digunakan untuk membuat
tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik kompaktibel,
mempunyai waktu alir (fluiditas) yang baik, . Secara umum tahapan proses
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung dapat dilihat pada gambar
3.
|
Gambar 3. Skema pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
Granulasi
Granulasi
Proses
pembuatan granul merupakan tahap awal yang paling penting pada proses pembuatan
tablet. Pembuatan granul atau granulasi merupakan proses pembesaran ukuran
serbuk dimana suatu campuran serbuk yang mempunyai daya kohesi kecil diubah
menjadi ukuran partikel yang lebih besar dengan perubahan sifat sebagai berikut
:
- Meningkatkan
ukuran partikel
- Memperbaiki
sifat alir dengan penyebaran dosis yang merata
- Menghasilkan
serbuk partikel yang lebih uniform, ukuran spasifik yang sama, dan bentuk yang hamper sama
- Mencegah
pemisahan dari bahan-bahan selama proses pencetakan
- Memperbaiki
karakteristik kompresi dari campuran
Granulasi dimulai dengan pencampuran
bahan aktif yang diperlukan sehingga dicapai satu bentuk (uniform)
masing-masing bahan aktif melalui campuran. Setelah granulasi, granul- granul
akan dibungkus jika digunakan sebagai sediaan obat atau dicampur dengan bahan
penambah lainnya sebelum pencetakan tablet atau dimasukkan ke dalam kapsul.
Keuntungan granulasi,
antara lain:
- Serbuk
dalam bentuk granul akan memperbaiki tampilan obat
- Granul akan
membentuk campuran serbuk yang mempunyai distribusi bahan akftif dan
eksipien yang homogen.
- Akan
menurunkan volume ruang, sehingga memudahkan proses penyimpanan dan
pengeringan.
Granul yang baik adalah
partikel-partikel yang berbentuk bundar atau sferis atau mendekati bundar serta
mempunyai distribusi ukuran partikel yang mengikuti kurva distribusi normal
dengan presentasi ukuran yang kecil dengan ukuran yang besar.
Proses pembuatan tablet dibagi menjadi
tiga cara, yaitu:
- Cetak
Langsung
Bahan
obat dengan atau tanpa bahan tambahan langsung dicetak.
Syarat:
-
Punya sifat alir yang baik
-
Daya ikat kuat dan mudah dimampatkan
-
Stabil secara fisikokimia
-
Memiliki Bobot Jenis yang tidak terlalu
berbeda
-
Dapat dicampurkan
Cara
ini merupakan cara yang paling sederhana, sebab tidak memerlukan peralatan
untuk proses granulasi ataupun prosedur pengeringan, seperti cara-cara lainnya
bahkan seringkali tidak memerlukan tambahan bahan-bahan pembantu tablet
lainnya, sebab zat khasiat dapat dicetak langsung menjadi tablet.
- Granulasi
Kering (slugging)
Disebut
juga cara pencetakan ganda, oleh karena di dalam proses pembuatannya tidak
memerlukan air dan pencetakan dilakukan berulang-ulang. Cara ini berlaku untuk
zat khasiat yang tidak stabil dengan
adanya air atau panas dan sifatnya hidrofil sebab sifat yang demikian sangat
menolong sewaktu pencetakan berlangsung, bila sifat ini kurang dipenuhi,
disarankan untuk mencampurkannya dengan bahan pengisi yang memiliki sifat
kohesif yang lebih besar.
Cara
:
Setelah
proses pencampuran bahan aktif dengan air atau dengan bahan pengisi lainnya,
lalu dimasukkan ke dalam hopper dan dicetak dengan stempel dan mariks berukuran
2,18-2,5 cm atau lebih besar 1,875-3,4375 cm. Dengan cara ini pengisian
campuran serbuk lebih mudah dan dapat diberikan tekanan besar pada pencetakan
dan inilah yang dikenal dengan ‘slug’.
Granulasi
slug, dimana campuran bahan tersebut
lalu dipaksakan melalui ayakan dengan ukuran yang sesuai sehingga terbentuk
granul. Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses
lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak
menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot
tablet yang diinginkan.
- Granulsi
Basah
Cara
ini merupakan cara yang paling umum sebab hamper semua jenis zat khasiat dapat
diproses secara granulasi basah. Granulasi basah di dalam proses pembuatan
granulnya mempergunakan larutan bahan pengikat dalam air seperti mucilage CMC,
gom arab, gelatin, pasta pati, dll. Tablet yang dihasilkan secara granulasi
basah umumnya lebih kompak dan lebih keras dibandingkan secara cetak langsung.
Cara
:
Setelah
digunakan penimbangan bahan dan pencampuran bahan-bahan yang digunakan,
dilakukan granulasi yaitu campuran serbuk dibasahi dengan larutan bahan
pengikat sampai diperoleh distribusi bahan pengikat yang homogen, yang ditandai
dengan campuran dapat dikepal seperti salju, yang bila kepalan ditekan akan
pecah dalam distribusi ukuran partikel granul yang merata.Lalu adonan tersebut
diayak sehingga diperoleh granul dengan ukuran merata dan kompak (disebut
Pengayakan massa basah).
Granul
kemudian dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu pengeringan 50 – 60 oC.
Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses
lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak
menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot
tablet yang diinginkan.
- Granulasi
Dasar
Tahap
pengerjaan sama seperti granulasi basah pada umumnya hanya pada cara granulasi
dasar, zat khasiat tidak dicampurkan bersama bahan pengisi dan bahan penghancur
dalam tetapi ditambahkan sebagai ‘fines’ kedalam granul kering bersama dengan
bahan penghancur luar dan lubrikan.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar