Senin, 11 September 2017

METODE PEMBUATAN TABLET

METODE PEMBUATAN TABLET


Metode pembuatan tablet

Tablet adalah bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Metode Pembuatan Tablet dapat dibagi menjadi 3 antara lain :
1. Granulasi Basah
Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Basah digunakan untuk membuat tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tahan panas, dan tahan lembab/pembasahan. Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Skema pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
1.1. Alat yang digunakan terlalu banyak, karena terdapat banyak tahapan proses
1.2. Ruangan lebih luas untuk menampung alat yang digunakan
1.3. Prosedur lebih komples
1.4. Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan lebih banyak
1.5. Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.

Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
1.1. Metode granulasi basah dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan kompaktibilitas.
1.2. Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat besar dan memiliki karakteristik zat
       aktif yang tidak kompaktibel
1.3. Dapat mencegah terjadinya segregasi
1.4. Memperbaiki disolusi zat aktif yang hidrofob

Parameter kritis pada proses granulasi basah :
1.1. Jumlah bahan pengikat
Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan sangat mempengaruhi konsistensi granul basah yang terbentuk. Jika jumlah bahan pengikat yang ditambahkan terlalu banyak dapat menyebabkan over wetting (granul terlalu basah). Granul yang terlalu basah menyebabkan granul susah diayak dan butuh pengeringan yang lebih lama untuk memperoleh granul kering dengan kadar air yang diinginkan. Pada tahap pembasahan granulasi basah (zat aktif + Zat pengisi + Zat pengawet + Larutan pengikat) terjadi proses sesuai pada gambar 1a.
Gambar 1.b. proses yang terjadi pada tahap pembasahan granulasi basah
Untuk mengetahui jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam proses granulasi basah antara lain : snow ball consistency, banana breaking test, soil humidity test.
1.2. Waktu pencampuran
Waktu pencampuran sangat mempengaruhi kesergaman zat aktif yang terkandung dalam granul basah atau pun pada granul kering. Dengan waktu pencampuran yang tepat diharapkan terjadi pencampuran yang efektif antara zat aktif dengan zat tambahan lainnya sehingga terbentuk campuran yang homogen dan memiliki sifat alir yang baik
1.3. Lama Pengeringan
Waktu perngeringan berhubungan erat dengan kadar air yang terkandung dalam kadar air. Dengan Kadar air yang tepat maka akan mempermudah pada proses pengempaan ataupun pencetakan. Jika granul yang dihasilkan terlalu basah dapat menyebabkan lengketnya granul pada proses pencetakan. Jika granul yang dihasilkan terlalu kering dapat menyebabkan capping pada proses pencetakan.

2. Granulasi Kering
Pembuatan tablet dengan metode Granulasi Kering digunakan untuk membuat tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik tidak kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang jelek, tidak tahan panas, dan tidak tahan lembab/pembasahan. Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Skema pembuatan tablet dengan metode granulasi kering
Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering harus menggunakan zat aktif dan atau zat tambahan yang mempunyai reworking potensial yang baik. Reworking potensial yang dimaksud disini adalah kemampuan suatau bahan untuk mempertahankan kualitasnya walaupun mengalami pengempaan berkali-kali.

3. Kempa Langsung
Pembuatan tablet dengan metode Kempa Langsung digunakan untuk membuat tablet dengan zat aktif yang mempunyai karaketerisik kompaktibel, mempunyai waktu alir (fluiditas) yang baik, . Secara umum tahapan proses pembuatan tablet dengan metode kempa langsung dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Skema pembuatan tablet dengan metode kempa langsung

Granulasi


Granulasi
            Proses pembuatan granul merupakan tahap awal yang paling penting pada proses pembuatan tablet. Pembuatan granul atau granulasi merupakan proses pembesaran ukuran serbuk dimana suatu campuran serbuk yang mempunyai daya kohesi kecil diubah menjadi ukuran partikel yang lebih besar dengan perubahan sifat sebagai berikut :
  1. Meningkatkan ukuran partikel
  2. Memperbaiki sifat alir dengan penyebaran dosis yang merata
  3. Menghasilkan serbuk partikel yang lebih uniform, ukuran spasifik yang sama, dan  bentuk yang hamper sama
  4. Mencegah pemisahan dari bahan-bahan selama proses pencetakan
  5. Memperbaiki karakteristik kompresi dari campuran
Granulasi dimulai dengan pencampuran bahan aktif yang diperlukan sehingga dicapai satu bentuk (uniform) masing-masing bahan aktif melalui campuran. Setelah granulasi, granul- granul akan dibungkus jika digunakan sebagai sediaan obat atau dicampur dengan bahan penambah lainnya sebelum pencetakan tablet atau dimasukkan ke dalam kapsul.
Keuntungan granulasi, antara lain:
  1. Serbuk dalam bentuk granul akan memperbaiki tampilan obat
  2. Granul akan membentuk campuran serbuk yang mempunyai distribusi bahan akftif dan eksipien yang homogen.
  3. Akan menurunkan volume ruang, sehingga memudahkan proses penyimpanan dan pengeringan.
Granul yang baik adalah partikel-partikel yang berbentuk bundar atau sferis atau mendekati bundar serta mempunyai distribusi ukuran partikel yang mengikuti kurva distribusi normal dengan presentasi ukuran yang kecil dengan ukuran yang besar.
Proses pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara, yaitu:
  1. Cetak Langsung
Bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan langsung dicetak.
Syarat:
-          Punya sifat alir yang baik
-          Daya ikat kuat dan mudah dimampatkan
-          Stabil secara fisikokimia
-          Memiliki Bobot Jenis yang tidak terlalu berbeda
-          Dapat dicampurkan
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana, sebab tidak memerlukan peralatan untuk proses granulasi ataupun prosedur pengeringan, seperti cara-cara lainnya bahkan seringkali tidak memerlukan tambahan bahan-bahan pembantu tablet lainnya, sebab zat khasiat dapat dicetak langsung menjadi tablet.
  1. Granulasi Kering (slugging)
Disebut juga cara pencetakan ganda, oleh karena di dalam proses pembuatannya tidak memerlukan air dan pencetakan dilakukan berulang-ulang. Cara ini berlaku untuk zat khasiat  yang tidak stabil dengan adanya air atau panas dan sifatnya hidrofil sebab sifat yang demikian sangat menolong sewaktu pencetakan berlangsung, bila sifat ini kurang dipenuhi, disarankan untuk mencampurkannya dengan bahan pengisi yang memiliki sifat kohesif yang lebih besar.
Cara :
Setelah proses pencampuran bahan aktif dengan air atau dengan bahan pengisi lainnya, lalu dimasukkan ke dalam hopper dan dicetak dengan stempel dan mariks berukuran 2,18-2,5 cm atau lebih besar 1,875-3,4375 cm. Dengan cara ini pengisian campuran serbuk lebih mudah dan dapat diberikan tekanan besar pada pencetakan dan inilah yang dikenal dengan ‘slug’.
Granulasi slug, dimana campuran bahan  tersebut lalu dipaksakan melalui ayakan dengan ukuran yang sesuai sehingga terbentuk granul. Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot tablet yang diinginkan.
  1. Granulsi Basah
Cara ini merupakan cara yang paling umum sebab hamper semua jenis zat khasiat dapat diproses secara granulasi basah. Granulasi basah di dalam proses pembuatan granulnya mempergunakan larutan bahan pengikat dalam air seperti mucilage CMC, gom arab, gelatin, pasta pati, dll. Tablet yang dihasilkan secara granulasi basah umumnya lebih kompak dan lebih keras dibandingkan secara cetak langsung.
Cara :
Setelah digunakan penimbangan bahan dan pencampuran bahan-bahan yang digunakan, dilakukan granulasi yaitu campuran serbuk dibasahi dengan larutan bahan pengikat sampai diperoleh distribusi bahan pengikat yang homogen, yang ditandai dengan campuran dapat dikepal seperti salju, yang bila kepalan ditekan akan pecah dalam distribusi ukuran partikel granul yang merata.Lalu adonan tersebut diayak sehingga diperoleh granul dengan ukuran merata dan kompak (disebut Pengayakan massa basah).
Granul kemudian dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu pengeringan 50 – 60 oC. Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot tablet yang diinginkan.
  1. Granulasi Dasar
Tahap pengerjaan sama seperti granulasi basah pada umumnya hanya pada cara granulasi dasar, zat khasiat tidak dicampurkan bersama bahan pengisi dan bahan penghancur dalam tetapi ditambahkan sebagai ‘fines’ kedalam granul kering bersama dengan bahan penghancur luar dan lubrikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar