TOLERANSI OBAT
Ketika mengonsumsi
obat-obatan dalam jangka panjang akan timbul suatu fenomena yang disebut dengan
toleransi obat, sehingga ada kebutuhan untuk menambah dosis obat demi
mendapatkan efek obat seperti yang diinginkan. Toleransi obat ini juga bisa
dipakai untuk menentukan tingkat adiksi seseorang.
Toleransi
Obat adalah peristiwa dimana dosis obat harus dinaikkan terus menerus untuk
mencapai efek terapeutik yang sama.
ada beberapa jenis toleransi obat, yakni
ada beberapa jenis toleransi obat, yakni
·
Toleransi farmakokinetik.
·
Toleransi farmakodinamik.
·
Toleransi yang
dipelajari.
·
Toleransi
Primer.
·
Toleransi
Sekunder.
·
Toleransi Silang
Toleransi farmakokinetika adalah perubahan
distribusi atau metabolisme suatu obat setelah pemberian berulang, yang membuat
dosis obat yang diberikan menghasilkan kadar dalam darah yang semakin berkurang
dibandingkan dengan dosis yang sama pada pemberian pertama kali. Mekanisme yang
paling umum adalah peningkatan kecepatan metabolisme obat tersebut.
Contohnya adalah obat golongan barbiturat. Ia
menstimulasi produksi enzim sitokrom P450 yang memetabolisir obat,sehingga
metabolisme/degradasinya sendiri ditingkatkan, atau dalam pengunaan rifampisin
atau penggunaan obat obat tubercolosis yg harus ditingkatkan kadar atau
dosisnya.
Karenanya, seseorang
akan membutuhkan dosis obat yang semakin meningkat untuk mendapatkan kadar obat
yang sama dalam darah atau efek terapetik yang sama. Sebagai tambahan
infromasi, penggunaan barbiturate dengan obat lain juga akan meningkatkan
metabolisme obat lain yang digunakan bersama, sehingga membutuhkan dosis yang
meningkat pula.
Toleransi farmakodinamika merujuk pada
perubahan adaptif yang terjadi di dalam system tubuh yang dipengaruhi oleh
obat, sehingga respons tubuh terhadap obat berkurang pada pemberian berulang
dikarenakan reseptor yg berkurang kepekaan nya atau sensivitasnya.
Hal
ini misalnya terjadi pada penggunaan obat golongan benzodiazepine, di mana
reseptor obat dalam tubuh mengalami desensitisasi, sehingga memerlukan dosis
yang makin meningkat pada pemberian berulang untuk mencapai efek terapetik yang
sama,Hal
ini juga terjadi pada penggunaan antibiotik. Dalam penggunaan jangka panjang,
tubuh akan menjadi resisten terhadap antibiotik sehingga membutuhkan penambahan
dosis atau pergantiann jenis dan spektrum untuk mendapatkan efek yg maksimal.
Toleransi yang dipelajari (learned
tolerance) artinya pengurangan efek obat dengan mekanisme yang diperoleh karena adanya
pengalaman terakhir, atau tubuh pernah menggunaka zat atau obat tersebut.
Kebutuhan
dosis obat yang makin meningkat dapat menyebabkan ketergantungan fisik, di mana
tubuh telah beradaptasi dengan adanya obat, dan akan menunjukkan gejala putus
obat (withdrawal symptom) jika penggunaan obat dihentikan.
Misalnya orang yang sudah mempelajari efek
alkohol terhadap tubuhnya masih dapat mengendalikan tubuh untuk tidak mabuk
atau juga Sehingga ketika dites berjalan lurus, ia masih sanggup ataupun pada
penggunaan simvastatin yg membuat rasa lemas namun jika tubuh sudah terbiasa
menggunakannya rasa lemas akan hilang ataupun tak terasa lagi.
Ketergantungan obat tidak selalu berkaitan
dengan obat-obat psikotropika, namun dapat juga terjadi pada obat-obat
non-psikotropika, seperti obat-obat simpatomimetik dan golongan vasodilator
nitrat
Toleransi Primer ( bawaan ), Peristiwa tidak berefeknya obat pada manusia atau binatang yang dalam tubuhnya atau bawaan lahir nya sudah intoleransi terhadap suatu bahan atau zat tertentu di dalam obat , dimungkinkan karena DNA atau adanya sel imun yg toleran terhadap suatu zat tertentu.
Misalnya terhadap beberapa individu yg intoleran terhadap golongan antibiotika penisilinatau beberapa golongan lainnya.
Toleransi Sekunder, peristiwa yang bisa timbul setelah menggunakan suatu obat selama beberapa waktu dan membutuhkan kenaikan dosis atau pergantiaan jenis zat dikaremakan tubuh telah resisten atau berkurangnya kepekaan tubuh terhadap obat atau suatu zat dalam kadar tertentu maka dibutuhkan kenaikan dosis atau pergantian jenis zat atau obat.
Misalnya Pengunaan antibiotik yg terus menerus sehingga diperlukan kenaikan dosis . atau pada penggunaan obat darah tinggi yg dipakai berkala sehingga tubuh tidak atau kurang merespons terhadap kadar zat tersebut contoh penggunaan amlodipine 5 mg yg digunakan setiap hari sehingga tubuh atau saraf reseptor membutuhkan kadar yg berlebih sehingga dosis dinaikan jadi 10 mg
Toleransi Silang, peristiwa penggunaan obat antara zat zat dengan struktur kimia serupa atau kadang kadang antara zat zat yang berlainan misalnya alkohol dan barbital yg akhirnya akan timbul efek yang berlebihan sehingga tubuh merespons struktur yg sama itu sebagai suatu zat yg sama sehingga dianggap obat tersebut memiliki kadar yang tinggi.
Misalnya pada penggunaan fenobarbital dan buto barbital secara bersamaan pada kasus epilepsi
Di samping
toleransi, ada pula variabel lain yang dapat memicu adiksi. Antara lain obat
yang terdiri dari ketersediaan obat dan kemurnian obat, dan lingkungan.
Di sisi lain, adiksi atau ketagihan obat
ditandai dengan adanya dorongan, keinginan untuk menggunakan obat walaupun tahu
konsekuensi negatifnya. Obat-obat yang bersifat adiktif umumnya menghasilkan
perasaan euphoria yang kuat dan reward,yang
membuat orang ingin menggunakan dan menggunakan obat lagi. Adiksi obat lama
kelamaan akan membawa orang pada ketergantungan fisik juga.
Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran.(2002).“Farmakologi Dan Terapi Edisi 4 Cetak Ulang”.
Depok:Gaya Baru Jakarta
http://anakfarmasisukses.blogspot.co.id/2017/09/farmakologi.html
Thank you for creating this good site, I will bookmark your website in my browser, why I really like your website, it's because your website provides lots of interesting and very interesting information to read
BalasHapusdomino
dominoqq
domino online
poker online
betting online
gambling online
poker gambling
domino games